Oleh: Joko Kusuma
RevolusiNews.com – Perpecahan suatu kelompok dalam sebuah perkumpulan seolah-olah menjadi budaya. Hal ini tak lepas dari melekatnya egoisme, arogansi, tidak menerima kenyataan kondisi kapasitasnya tetapi merasa pintar/mampu, bahkan merendahkan pihak lain dengan berbagai cara termasuk kurangnya kepercayaan kepada rekannya dan selalu berfikiran negatif.
Selain itu, perpecahan dalam kelompok juga bisa diakibatkan karena perbedaan pendapat yang berdampak kesalahpahaman ataupun kurang lantang menyuarakan pendapat dalam diskusi di forum (hanya diam) ujung-ujungnya ngedumel di belakang.
Kemudian, perpecahan dalam sebuah kelompok bisa disebabkan ketika orang berada dalam perkumpulan tapi bermain dua kaki dengan kepentingan lainnya atau dualisme yang berdampak sulit untuk fokus. Kecuali orang itu bisa membagi waktu untuk memprioritaskan semua perkumpulan yang digelutinya.
Memang, menyatukan persepsi setiap orang di dalam perkumpulan/kelompok tidaklah mudah. Akan tetapi, jika saling menyadari, memahami, menerima kenyataan dan memprioritaskan semuanya tidak menutup kemungkinan kelompok itu akan langgeng, bahkan tidak terjadi perpecahan.
Perbedaan pendapat hal biasa, tapi jangan hanya diam, melainkan lantang dan terbuka menyampaikan pendapat dalam diskusi. Adu argumentasi secara profesional pun lakoni saja untuk menyatukan persepsi dengan berfikiran positif, sehingga bisa menerima kondisi, bisa menerima kenyataan dan bisa menerima keputusan.
