Analisis Komprehensif Penjualan TikTok dari Tiongkok ke Amerika Serikat

oleh -324 Dilihat
oleh
img 20250929 wa0007

Oleh : Dede Farhan Aulawi

RevolusiNews.com – TikTok aplikasi berbagi video pendek yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal Tiongkok, ByteDance, telah menjadi fenomena global dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kesuksesan ini juga membawa sejumlah tantangan geopolitik, terutama antara Tiongkok dan Amerika Serikat. Ketegangan ini memuncak ketika pemerintah Amerika Serikat menekan ByteDance untuk menjual TikTok kepada perusahaan Amerika, dengan alasan keamanan nasional. Pertanyaannya, mengapa Tiongkok akhirnya setuju untuk menjual TikTok ke Amerika?.

Tekanan Politik dari Amerika Serikat
Salah satu faktor utama yang mendorong penjualan TikTok adalah tekanan politik yang sangat kuat dari pemerintah Amerika Serikat. Pemerintahan AS, baik di bawah Donald Trump maupun Joe Biden menyatakan bahwa aplikasi TikTok berpotensi digunakan oleh pemerintah Tiongkok untuk mengakses data pribadi warga AS. Berdasarkan kekhawatiran ini, AS mengeluarkan ancaman larangan operasional TikTok di wilayahnya kecuali jika aplikasi tersebut dijual kepada perusahaan Amerika.

Tiongkok, melalui ByteDance menghadapi pilihan sulit antara mempertahankan kepemilikan penuh atas TikTok dan menghadapi larangan total di pasar AS, atau menjual sebagian asetnya untuk mempertahankan eksistensi aplikasi tersebut. Secara realistis, tekanan politik ini menciptakan kondisi di mana penjualan menjadi satu-satunya opsi yang memungkinkan TikTok tetap hidup di pasar terbesar kedua di dunia.

Pertimbangan Ekonomi
Pasar Amerika adalah salah satu pasar paling menguntungkan untuk TikTok, baik dari sisi jumlah pengguna maupun potensi pendapatan iklan. Kehilangan pasar ini akan merugikan ByteDance secara finansial. Penjualan TikTok atau setidaknya infrastruktur dan data operasionalnya di AS kepada perusahaan lokal seperti Oracle, Walmart, atau lainnya, memungkinkan TikTok tetap beroperasi di AS dan menjaga arus pendapatan.

Dari sisi makro ekonomi, pemerintah Tiongkok juga menyadari bahwa menjaga kestabilan hubungan dagang dengan Amerika Serikat lebih penting daripada mempertahankan kendali atas satu aplikasi. Dengan menjual TikTok, Beijing dapat meredam sebagian tekanan dari Washington dan menghindari kemungkinan perang dagang yang lebih besar.

Isu Keamanan dan Citra Internasional
Tiongkok juga menghadapi tekanan internasional terkait citranya dalam isu privasi dan keamanan data. Banyak negara selain Amerika mulai mempertanyakan transparansi aplikasi buatan Tiongkok tersebut. Penjualan TikTok dapat menjadi langkah strategis untuk meredam kekhawatiran global dan membuktikan bahwa perusahaan teknologi Tiongkok dapat bekerja sama dengan hukum internasional dan standar keamanan global.

Di sisi lain, dengan menjual TikTok (atau bagiannya) kepada entitas Amerika, ByteDance dapat menjaga merek TikTok agar tidak terlalu “terpolitisasi” dan tetap dapat bersaing di pasar global tanpa label sebagai alat propaganda Tiongkok.

Manuver Diplomatik Tiongkok
Penjualan TikTok juga dapat dipandang sebagai langkah diplomatik Tiongkok untuk menunjukkan itikad baik kepada Amerika Serikat. Dalam konteks hubungan internasional, keputusan ini bisa dilihat sebagai bentuk kompromi strategis untuk mengurangi ketegangan antara dua negara adidaya yang kerap bersaing dalam bidang teknologi, perdagangan, dan militer.

Dengan demikian, penjualan TikTok kepada Amerika bukanlah keputusan yang diambil secara sepihak oleh Tiongkok, melainkan hasil dari tekanan multidimensional, baik politik, ekonomi, keamanan, dan diplomatik. Bagi Tiongkok, mempertahankan kepemilikan penuh atas TikTok berisiko lebih besar daripada melepaskan sebagian kendali. Langkah ini mencerminkan dinamika kompleks dalam hubungan internasional di era digital, di mana data menjadi komoditas strategis dan aplikasi media sosial menjadi alat diplomasi dan kekuatan lunak.

No More Posts Available.

No more pages to load.