Klarifikasi Kepsek MTS Az-zahra dan Ketum KOBRA Soal Pemotongan PIP

oleh -130 Dilihat

LEBAK,Revolusinews.com – Munculnya Pemberitaan terkait pemotongan Program Indonesia Pintar (PIP) di MTS Az-zahra di Kampung Sempur II, Desa Tambak Baya, Kecamatan Cibadak,Kabupaten Lebak, Dede, S.Pd selaku Kepala Sekolah dan M. Sidik Ketum LSM KOBRA angkat bicara sampaikan Klarifikasi, Kamis (02/10/2025).

Pasalnya, menurut keterangan Kepala Sekolah, pemotongan uang tersebut sebelumnya sudah disosialisasikan kepada wali murid, dengan tujuan untuk memperbaiki plapon ruang sekolah yang sudah tidak layak, dan membuat para murid tidak nyaman dalam belajar.

Yang lebih ironisnya Madrasah Tsanawiyah Az-Zahra yang berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 200m², dengan tiga ruangan belajar dan di isi oleh 57 murid, luput dari pengawasan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak, maupun Provinsi Banten, hingga bangunan MTS tersebut sangat tidak layak.

img 20251002 wa0067
Foto: Dede, S.pd, Kepsek MTS Az-zahra.(dok.wahyu)

“Terkait pemotongan PIP memang benar, tapi sebelumnya sudah disosialisasikan kepada wali murid, adapun besarannya kelas II sebesar 150ribu dan kelas III 150ribu ditambah 300rb untuk biaya ujian. Adapun rincian nya yaitu 50 ribu untuk biaya transportasi, dan 100 ribu untuk biaya rehab plapon ruang sekolah, serta yang 300 ribu untuk biaya ujian,” ujar Kepsek.

“Untuk membuat ruang kelas lebih nyaman karena tidak ter cover dana bos, kami sudah membeli 30 batang kayu kasau, dengan adanya pemberitaan, maka kami berinisiatif mengembalikan seluruh uang yang sudah kami kumpulkan, dan transportasi biarlah kami yang tanggung,” tambahnya.

Diketahui sebanyak 24 murid MTS Az-Zahra yang mendapatkan program PIP tahun 2025.

Sementara itu Maryati salah satu wali murid yang mendapatkan program PIP tersebut dirinya tidak merasa keberatan dan jumlah tersebut masih wajar menurutnya, tak hanya wajar dirinya pun selaku wali murid ketika di kemudian hari ada permasalahan dirinya tidak akan menuntut apapun kepada pihak sekolah.

“Menurut saya masih wajar pak, dan sebelumnya nya juga kami sudah tau uang itu buat masang pelapon sekolah, dan kami ikhlas, serta tidak akan menuntut pihak sekolah, dan harapan kami tempat sekolahan anak kami mendapatkan bantuan agar segera dibangun supaya anak kami nyaman dalam belajar,” harap Maryati.

Melihat kondisi ruang belajar yang tidak layak Amah murid MTS Az-Zahra kelas III dirinya bersama teman teman nya merasa tidak nyaman, dengan kondisi sekolahan yang tidak layak, dan berharap pemerintah dapat membangun sekolahnya.

“Gak nyaman pak, takut tertimpa, semoga pemerintah segera membangunkan sekolahan kami,” harap Amah.

Terpisah M Sidik, selaku Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat Komunitas Bersatu Rakyat Banten (LSM- KOBRA) di terpa isu membeckup MTS Az-Zahra, dirinya mengklarifikasi bahwa dirinya bukan membeckup akan tetapi lebih ke ingin meluruskan permasalahan di MTS Az-Zahra tersebut.

“Disini saya klarifikasi bahwa tidak ada yang membeckup, di karneakan Kepala Sekolah MTS Az-Zahra adalah keluarga kami, maka adanya saya disitu, ingin meluruskan permasalahan, karena kondisi bangunan sekolah yang tidak layak maka ada inisiatip melibatkan walimurid ikut berpartisipasi di program PIP tersebut,” ucap Sidik.

“Karena ada salah satu walimurid yang tidak terima maka uang tersebut sudah saya saran kan pihak sekolah agar mengembalikan uang tersebut, dan sudah dikembalikan sepenuhnya, dan pada kesempatan ini saya berharap kepada pemerintah Kemenag Kakanwil, Penma Kabupaten Lebak ataupun Provinsi Banten, untuk memberikan bantuan kepada MTS kami, karena sejak tahun 2021 pengajuan pembangunan sampai saat ini belum terealisasi,” pungkasnya.

Reporter: Wahyu