TANGERANG, Revolusinews.com – Kegiatan yang patut menjadi contoh yaitu membangun trah atau silsilah keluarga dalam bentuk family gathering yang dilakukan oleh keluarga besar paguyuban Jupriah (Juju) di Kampung Ekowisata Keranggan Tangerang Selatan (Tangsel) pada Sabtu – Minggu (22-23/02/2025)
Kegiatan dari keluarga besar Paguyuban Jupriah yang sebagian besar berdomisili di wilayah Poris Kota Tangerang ini dipimpin oleh ketua paguyuban H. Suyatno, ketua panitia Dwi, diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari kakek nenek anak cucu cicit balita bahkan beberapa bayi ikut bersama.
Dengan menggunakan 8 tenda berbagai rangkaian kegiatan yakni :
– Sholat berjamaah, rapat koordinasi, api unggun dan berbagai makanan yang diolah sendiri oleh peserta mulai dari menanak nasi, lauk pauk, kerupuk, ubi rebus, maupun BBQ
– Kegiatan out bond dipandu dari tim Ekowisata Keranggan dari fun games, jelajah kampung, kunjungan pengelolaan sampah dan ternak maggot juga kunjungan ke UMKM binaan di masyarakat Keranggan.
Ketua paguyuban Jupriah, H. Suyatno mengatakan, bahwa tujuan kegiatan ini adalah membangun silaturahmi keakraban keluarga besar paguyuban Jupriah (Juju Alm) dengan spontanitas dalam suasana alam terbuka agar lebih mempererat persaudaraan.
“Alhamdulillah walaupun tidak banyak, kita bisa berkumpul, bergabung bersama dalam keceriaan dengan berbagai kegiatan. Kita mengadakan pertemuan 3 bulan sekali atau di event khusus misalkan hajatan di salah satu keluarga, kami tidak ada arisan tapi ada iuran untuk kesejahteraan bagi yang membutuhkan,” ucapnya.
“Harapan kami dengan kegiatan ini setidaknya keluarga besar Jupriah tidak kehilangan obor, anak cucu cicit mengetahui silsilah keluarga, dan nantinya akan terus dilakukan kaderisasi untuk kepengurusan paguyuban,” ujarnya.
Sementara itu Dwi salah satu panitia yang merupakan pasangan muda menuturkan, memilih Ekowisata Keranggan agar beda dari acara yang biasa dilakukan di villa karena mengutamakan kegiatan outdoor alam terbuka dan arena bermain yang luas istilahnya back to nature.
“Kegiatan ini diikuti dari umuran kakek nenen sampai balita bahkan ada beberapa bayi yang ikut, harapan kita agar terjalin hubungan keluarga saling mengenal dalam kesederhanaan dan kebersamaan, yang biasa tidur di kasur dan ber AC kita bersama sama tidur di alam terbuka dengan tenda,” tutupnya.