Dindikbud Terus Sosialisasi Percepatan Gerakan Penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS)

oleh -138 Dilihat
inshot 20241113 005504718 11zon
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dindikbud Kab.Pemalang, Ismun Hadiyo beserta jajarannya gelar sosialisasikan ATS-DTS bersama seluruh Kepala Desa di Kecamatan/Kab.Pemalang. foto (Media RNews: Rae Kusnanto) 11/11/2024.

PEMALANG, Revolusinews.com- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pemalang, sosialisasikan program percepatan gerakan penanganan (Anak Tidak Sekolah) ATS dan DTS (Dewasa Tidak Sekolah).

Acara yang digelar di Pendopo Kecamatan Pemalang yang diikuti lingkungan lembaga pendidikan serta seluruh Kepala Desa di wilayah Kecamatan/Kabupaten Pemalang, Senin (11/11/2024)

Kata Ismun Hadiyo, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, keberadaan ATS dan DTS di Kabupaten Pemalang, berdasarkan data Dapodik (Data Pokok Pendidikan) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bulan April 2020, terdapat jumlah yang signifikan mengenai kedua kelompok tersebut, tutur Ismun.

Menurut Ismun, dari data yang disebutkan, terdapat total 24.625 anak yang telah terdaftar menurut hasil pencocokan antara pihak Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil) dan Dinas Sosial (Dinsos KBPP). Dari jumlah itu, 23.588 anak teridentifikasi sebagai bagian dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang berarti mereka masuk dalam kelompok yang berhak menerima bantuan sosial atau layanan kesejahteraan lainnya, paparnya.

Bantuan sosial, diharapkan dapat meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di daerah, serta mengurangi angka buta huruf dan ketidaksetaraan pendidikan di masyarakat.

Program percepatan gerakan “Njoh Sekolah Maning” yang disebutkan Ismun, bertujuan untuk mengatasi angka anak tidak sekolah (ATS) di beberapa kecamatan di Pemalang.

Kegiatan tersebut sudah dilaksanakan di Kecamatan Belik, kecamatan Watu Kumpul ini geser di Pemalang. Diketahui ada sejumlah 23.588 individu atau keluarga yang tergolong dalam desil 1-4, ini sesuai data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), kata Ismun.

Desil 1 mencakup kelompok yang sangat miskin atau mengalami kemiskinan ekstrem. Sementara itu, desil 2 hingga 4 mencakup kelompok yang dianggap sudah lebih sejahtera dibandingkan dengan desil 1, tetapi masih masuk dalam kategori berisiko atau di bawah standar kesejahteraan yang layak.

Dan kami lebih menyentuh desil 1-2 dulu, dan pihak Kecamatan akan kami rekomendasikan, selanjutnya Cek lapangan meninta bantuan satuan pendidikan Non formal yang disetiap kecamatan itu ada, seperti PKBM yang banyak tutor disana, dan pergerakan kami mulai minggu depan, Pungkasnya.