PEMALANG, Revolusinews.com- Upaya mengendalikan populasi tikus yang merugikan para tanaman petani, Pemerintah Desa Susukan, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, melaksanakan kegiatan Gropyokan tikus dengan memanfaatkan metode tradisional yang efektif, Minggu (8/12/2024).
Kehadiran unsur TNI dalam kegiatan pengendalian hama tikus, seperti gropyokan tikus, merupakan bentuk sinergi antara TNI dan masyarakat. Seperti di Desa Susukan Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang.
Ya, menurut Andum Mianyata, gropyokan tikus biasanya dilakukan saat masa persiapan tanam. Dan kehadiran TNI tidak hanya memberikan dukungan tenaga, tetapi juga semangat dan motivasi kepada para petani untuk bersama-sama mengatasi permasalahan yang mengancam hasil panen.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi populasi tikus yang dapat merusak tanaman saat masa tanam berlangsung. Ini dilakukan sebelum masa tanam karena tikus cenderung lebih aktif mencari tempat bersarang atau mencari makan pada saat lahan kosong. Dengan cara ini, tingkat serangan tikus pada tanaman yang baru tumbuh dapat ditekan, sehingga hasil panen menjadi lebih optimal.
Benar, menurut Andum Wiyata, gropyokan tikus sebaiknya tidak dilakukan setelah tanaman mulai ditanam. Jika dilakukan pada masa tanam, aktivitas memburu tikus berisiko merusak tanaman yang baru tumbuh, karena prosesnya melibatkan penggalian, penggunaan alat lain, atau pengerahan massa di area lahan pertanian.
Menurut Kepala Desa Susukan, kegiatan gropyokan tikus bukan hanya dilakukan hari ini, tetapi telah rutin dilaksanakan sebelumnya sebagai bagian dari upaya pengendalian hama secara berkelanjutan. Rutinitas ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan populasi tikus di area persawahan agar tidak melonjak hingga merugikan para petani.
Pelaksanaan yang konsisten ini menunjukkan pentingnya kerja sama antara pemerintah desa, kelompok tani, dan masyarakat dalam melindungi hasil pertanian. Dengan langkah ini, serangan tikus yang dapat mengancam keberhasilan panen dapat diminimalkan secara bertahap dan berkelanjutan, pungkas Irfan Nudin.
Menurut anggota Kelompok Tani Margo Mulyo, gropyokan tikus memang idealnya dilakukan pada masa persiapan tanam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi populasi tikus sebelum tanaman ditanam, sehingga risiko serangan hama tikus pada tanaman yang baru tumbuh dapat diminimalkan.
Kata Ahmad Yatin, kegiatan ini diikuti empat kelompok tani pemburu tikus yang melibatkan sekitar 90 orang termasuk 4 personil anggota Koramil Comal. Kelompok ini bekerja sama untuk mengendalikan populasi tikus di area persawahan seluas 72 hektar. Langkah ini merupakan upaya kolektif untuk melindungi hasil panen dan meningkatkan produktivitas pertanian.
Dengan dilaksanakan pada masa persiapan tanam, lahan yang masih kosong memungkinkan pelaksanaan gropyokan dilakukan dengan lebih efektif tanpa khawatir merusak tanaman. Pendekatan ini juga mendukung produktivitas pertanian, karena tikus yang sering menjadi ancaman utama dapat dikendalikan secara kolektif sebelum masa kritis tanaman dimulai, tutup Ahmad Yatin.