BIAK NUMFOR, Revolusinews.com – Dalam rangka melestarikan nilai-nilai budaya yang hampir punah, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dibawah lembaga keuangan negara bekerja sama dengan Gerakan Pembaharuan (Gaharu) Papua Mandiri dan Indonesiana menjalankan program penguatan dan pelestarian nilai-nilai budaya.
Direktur Lembaga Gaharu Papua Mandiri, Saneraro Wamaer mengatakan, bahwa pelestarian budaya merupakan program dari LPDP. Dari program itu Gaharu Papua Mandiri bekerja sama dengan Indonesiana dan LPDP untuk dokumentasi karya pengetahuan maestro.
“Kami dari Gaharu Papua Mandiri konsen ke pendokumentasian Perahu Wairon sebagai salah satu kebudayaan suku Biak yang hampir punah. Kami rencana pekan ini akan launcing film dokumenter yang berjudul Perahu Wairon Melawan Punah,” ucapnya.
Denis Koibur dalam film dokumenternya menceritakan tentang Perahu Wairon adalah sistem ilmu pengetahuan dalam warisan budaya suku Biak.
Perahu Wairon lebih dari sekadar alat transportasi tradisional. Bagian-bagian hingga penggunaannya mengintegrasikan berbagai bidang ilmu pengetahuan tradisional diantaranya teknologi, navigasi, ekologi, spritualitas, ekonomi, sosial dan politik, dalam aspek teknologi, pembuatan wairon menggunakan teknik tradisional yang presisi.
Kayu dipilih dengan cermat untuk daya tahan dan kemampuan melawan arus laut terjangan ombak dan angin.
Desainnya memperlihatkan pemahaman mendalam tentang prinsip aerodinamika, ukiran-ukiran pada wireles juga memiliki makna simbolik, Transsender yang menggambarkan hubungan manusia dengan Sang Pencipta dan alam semesta, dari sisi navigasi wairon adalah medium pembelajaran tentang membaca alam.
Masyarakat adat suku Biak menggunakan arah angin, arus laut, suara burung dan bintang-bintang untuk menentukan jalur pelayaran. Pengetahuan ini diwariskan secara lisan sebagai sebuah medium pembelajaran yang ideal filosofi pembuatannya berlandaskan pada keberlanjutan dan penghormatan terhadap alam semesta dengan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, hal ini mengajarkan prinsip keberlanjutan yang relevan hingga kini.
Selain itu wairon juga memiliki dimensi spiritual, proses pembuatan dan pelayarannya adalah proses transidental yang mendalam yaitu ritual adat sebagai wujud penghormatan kepada sang pencipta dan alam semesta.
Sebagai sistem dari ilmu pengetahuan yang tak ternilai akan memilih antara manusia dengan Sang Pencipta dan alam semesta.
Melestarikan wairon berarti menjaga warisan ilmu pengetahuan yang tak ternilai sekaligus menginspirasi seluruh masyarakat adat kembali pada landasan kearifan lokal, wairon merepresentasikan sistem ilmu pengetahuan yang kaya dan kompleks dari suku biak.
“Mari kita sama-sama menjaga identitas kita, wairon sejatinya adalah sebuah harmonian, sekiranya melalui Wairon terbangun sebuah gerakan bersama yang atas dasar kesadaran untuk menghormati titipan para leluhur yang selanjutnya kita wariskan kepada generasi anak cucu kita,” tutupnya.