PEMALANG, Revolusinews.com – Warga Desa Klareyan, Kecamatan Petarukan, Pemalang Jawa Tengah, geram dengan kondisi jembatan plat deker di lingkungan mereka. Meski baru dibangun sekitar tahun 2022, jembatan tersebut kini sudah rusak parah dan membahayakan pengendara.
Sabtu malam (19/4/2025), warga RT 09 RW 001 Jl. Kendalihusodo melakukan kerja bakti swadaya untuk memperbaiki jembatan yang terlalu tinggi dan tak memiliki penyesuaian langsam (ramp). Kondisinya menyebabkan banyak kecelakaan, terutama kendaraan roda dua dan roda tiga seperti Tosa.
“Ini jembatan belum lama, baru sekitar 3 tahun. Tapi lihat sendiri, besi corannya sudah kelihatan di permukaan. Ini bahaya kalau terus dibiarkan,” ungkap Tasirun, warga yang menjadi penggerak aksi kerja bakti tersebut.
Tasirun juga menambahkan, selain rawan kecelakaan, mobil sedan pun sering gasruk saat melewati jembatan itu. “Warga akhirnya patungan sendiri, pakai semen, pasir, dan bahan bangunan seadanya. Karena dari desa nggak ada perhatian sama sekali,” ujarnya.
Pardi, warga lainnya, membenarkan bahwa kejadian Tosa hampir terguling sudah sering terjadi. “Tapi baru kemarin sore ada Tosa terbalik. Untung penumpangnya selamat. Tapi kalau nggak segera ditangani bisa makan korban,” katanya.
Kritik lebih keras datang dari Agus, warga yang ikut dalam kerja bakti. “Sampai kegiatan selesai malam ini, tidak ada satu pun perangkat desa yang datang. Kepala desa tidak respon saat dichat WhatsApp oleh wartawan, Sekdes hanya jawab singkat, Kadus pun tidak muncul. Ini bukti kalau mereka sudah tidak peduli lagi sama warganya,” tegasnya.
Warga menilai Pemerintah Desa Klareyan seolah menutup mata terhadap masalah nyata di lingkungannya. Mereka berharap aksi swadaya ini membuka mata Pemdes agar lebih tanggap dan tidak abai terhadap keselamatan warga.
Upaya konfirmasi telah dilakukan media kepada Kepala Desa, Sekdes dan perangkat terkait, namun hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi yang diberikan pihak Pemerintah Desa Klareyan.