Pemimpin yang Dikenang Sepanjang Masa

oleh -160 Dilihat
oleh
img 20251007 wa0000

RevolusiNews.com – Dalam bisnis, sosial, pemerintahan, pendidikan hampir di semua sektor ada jabatan pemimpin, bagaimana menjadi seorang pemimpin yang bisa dikenang sepanjang masa.

Dalam berbagai literatur kepemimpinan menurut  ilmu management sering disebut Planning, Organization, Actuating, Controling, Evaluating (POACE), ada juga (Plan Do Check  Action (POCA). Disisi lain ada juga istilah pemimpin harus memiliki sifat FAST (Fathonah/cerdas pandai bijaksana, Amanah/dapat dipercaya, Shidiq /jujur, benar, Tabligh/pandai menyampaikan.

Dalam buku rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual yang ditulis Ary Ginanjar ada 7 nilai dasar yang harus dipertahankan dan dipegang, nilai dasar tersebut merupakan suara hati sifat manusia yang tercantum di Asmaul Husna.

Al Mu’min/jujur/guardian of faith, kita dapat mengukur kejujuran kita kepada Allah SWT, kepada manusia, lingkungan dan diri sendiri, sudah sejalankah kata perbuatan dan hati, seberapa tunduk patuh dalam menjalankan aturan dan ketentuan di rumah, di jalan maupun pekerjaan.

Itulah bentuk Al Wakiil/tanggung jawab/the trustee dan Al Matiin/disiplin/the form one.  Bukan hanya sholat atau ke gereja yang dilakukan bersama sama namun dalam aspek kehidupan sudahkah kita dapat bekerja sama/Al Jaami/the gatherer dengan manusia, mahluk hidup, alam, lingkungan dan Allah SWT.

Al Adl/adil/the just, adil bukan berarti sama tapi adil adalah dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya atau memberikan sesuatu sesuai porsinya. Kemudian dalam kehidupan kita selalu akan di uji seberapa peduli (Al Saami/the all hearing, Al Bashir/the all seeing)  kepada Allah, manusia, mahluk hidup, alam dan lingkungan.

Suara hati ke 7 adakah Al Akhir/visioner/ the last, selama manusia masih memiliki nafas wajib memiliki visi jauh kedepan atau dream book yaitu keinginan yang besar yang bisa dan harus dicapai melalui proses dan perjuangan.

Bagaimana dengan  kepemimpinan yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, beliau secara alami mencontohkan bahwa seorang pemimpin harus melalui proses anak tangga dari bawah yaitu “Dicintai”. Contohnya, apakah kita dicintai staff kita, atasan atau kolega kita. Mungkin di lingkungan rumah apakah  kita dicintai anak, istri, tetangga atau warga kita. Setelah dicintai baru kita bisa naik ke level berikutnya yaitu “Dipercaya”. Jika seseorang mengemban suatu jabatan artinya dia dipercaya, namun belum tentu dicintai.

Tangga berikutnya adalah “Pembimbing”, beri  kesempatan staff kita untuk tampil, jangan takut anak buah kita akan lebih pandai, pangkat dan jabatannya akan lebih tinggi. Salah satu ukuran keberhasilan sebagai pembimbing adalah kaderisasi, membangun kader kader yang handal. Alternatif lain buat kebijakan agar terjadi kaderisasi.

Tangga yang paling berat adalah “Kepribadian” atau akhlak mulia, ukurannya tidak mudah, namun pendekatan di agama Islam, berakhlak mulia adalah orang yang dapat mengerti dan mengimplementasikan Al Qur’an dan Sunnah dalam kehidupan sehari hari, sedikit demi sedikit secara terus menerus dan konsisten.

Setelah 4 unsur ini dimiliki secara berurutan barulah kita dapat mencapai level “Pemimpin Abadi”, pemimpin yang dikenang sepanjang masa baik kita sudah pindah, tidak menjabat, sudah pensiun, bahkan meninggal dunia tetap dikenang sepanjang masa.

Jika kita sudah bisa memahami uraian di atas artinya kita sudah masuk keranah IQ (kecerdasan intelektual), selanjutnya jika kita bisa menjalankan aktifitas tersebut dalam kehidupan sehari hari bersyukur kita sudah mencoba masuk ke ranah EQ (kecerdasan emosional). Yang paling utama adalah jika semua aktifitas yang dilakukan atas dasar “CINTA” kepada Allah SWT dari hati yang paling  dalam, artinya kita sudah mencoba masuk keranah SQ (kecerdasan spiritual). Semoga bermanfaat.

No More Posts Available.

No more pages to load.