PEMALANG, Revolusinews.com – Warga Desa Bodeh, Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang mempertanyakan terhadap pemerintah desa atas kebijakan alih fungsi lapangan bola menjadi lahan pertanian, Senin (6/02/2025).
Salah satu warga, Hanto mengatakan, kurangnya transparansi sehingga masyarakat merasa tidak dilibatkan atau kurang mendapat informasi mengenai alasan pengalihan fungsi ini.
“Bisa dimungkinkan terjadinya pelanggaran tata ruang jika alih fungsi ini tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), maka bisa dianggap melanggar aturan,” kata Hanto.
Menurut Hanto dari perwakilan warga lainnya, mengatakan dulu pada tahun 2023 kami pernah buat petisi bersamaan warga sekitar untuk mendesak kembalinya fungsi lapangan bola yang dijadikan pertanian, dan sempat terhenti 2024 tapi hanya sebuah lapangan yang mangkrak. “Nah sekarang terulang dijadikan lahan pertanian lagi, ujar Hanto.
Hanto mengatakan, lapang bola kembali dibuka lagi untuk lahan pertanian kembali. Diketahui digarap empat ( 4 ) orang dari warga sekitar yang menurut informasinya garapan tahun pertama gratis/tidak bayar sewa, Saya berdasarkan informasi dilapangan, “tapi tahun berikutnya mungkin baru bayar sewa, tandas Hanto.
Kembali ditegaskan, Saya atas nama warga menanyakan kenapa lapang itu kok mau digarap sawa lagi, sedangkan dulu kesepakatannya pada tahu 2023 kan tidak akan dibuka lahan sawah, bahkan kepala desa janji mau urug lapangan dengan anggaran 2023-2024, tapi sampai sekarang gak diurug malah akan dibuka sawah lagi, jelas Hanto kepada Media.
Selain itu Pak Kades juga berjanji akan mengeluarkan dana Karang Taruna selama tiga tahun yang satu tahunnya Rp1,500,000 X 3 itu pun sampai detik ini tidak terealisasi,
Sikap Kepala Desa soal alih fungsi lapangan bola mencerminkan pendekatan pragmatis untuk memanfaatkan lahan yang dianggap tidak produktif.
Dalam pernyataannya Kepala Desa Bodeh, Subekhi mengatakan karena lapangan bola tersebut jarang digunakan, selain itu saya perhatikan tidak ada pergerakan pemuda asecara mandiri, sehingga sementara waktu biar dibuka dijadikan lahan sawah untuk menghasilkan nilai ekonomi bagi lahan tersebut, tuturnya.
“Dan ini sementara uji coba dibuka lahan sawah selama satu tahun. Artinya, jika hasilnya positif, keuntungan dari sawah bisa digunakan untuk mendanai perbaikan atau pengembangan lapangan bola, ungkap Subekhi kepada media, Senin (6/01) sekitar pukul 13,00 WIB.
Hal tersebut juga dibenarkan Joko Sekertaris desa (Sekdes) diruang kerjanya, apa yang disampaikan Pak Kades itu benar pak, bahwa lapangan saat ini memang dibuka untuk lahan sawah, dan saya paham yang buka warga sendiri, itu pun dikasih free tahun pertama, ungkap Joko.
Soal ini Pemdes juga sudah komunikasi kepada beberapa masyarakat termasuk sebagian pemuda juga ketua pemuda yang turut tanda tangan sepakati bahwa lapangan sementara dibuat sawah pertanian, tutur Joko.
“Joko menambahkan rencana nanti hasil dari sawah untuk pemuda dan akan dibuatkan Rekening atas nama karang taruna setelah resmi dibentuk,” katanya.
Analisis situasi dan langkah-langkah Pemerintah Desa Bodeh yakni, pertama, kepentingan Sosial dan Ekonomi sehingga lapangan itu dijadikan lahan pertanian. Kedua, karena masih ada yang lebih prioritas serta keterbatasan anggaran untuk perbaikan lapangan bola
“Jika solusi pengalihan fungsi lapangan bola menjadi lahan sawah hasilnya bisa memperbaiki lapangan, dan ini langkah kompromi yang tepat,” tutupnya.