LEBAK,Revolusinews.com – Berdasarkan Pantauan Para Nelayan Binuangeun, masih terlihat Lalu lalangnya kapal yang melintasi wilayah tangkap nelayan yang berada di Perairan Binuangeun, membuat geram paguyuban nelayan Kabupaten Lebak.
Dikatakan Ketua paguyuban nelayan Kabupaten Lebak, Wading Riana, Kamis ( 3/10/2024 ), “Dengan masih berlalu lalangnya kapal yang melintas diwilayah tangkap nelayan, ini suatu pelecehan terhadap kami sebagai para nelayan yang setiap hari menggantungkan hidup sebagai nelayan, yang kesehariannya melakukan aktivitas di wilayah tersebut. Itu sudah mengabaikan hasil dari kesepakatan yang telah di sepakati bersama dengan Instansi terkait yaitu, Ka UPP Labuan, INSA Banten, DKP Provinsi Banten dalam hal ini di wakili oleh KCD Wilayah Selatan, DAN POS AL ,dan paguyuban nelayan Kabupaten Lebak, pada Tanggal 25 September 2024 yang bertempat di Kantor Ka UPP Labuan,” ungkap Wading.
Bahkan Wading meminta Kepada Ka UPP Labuan agar mengundurkan diri dari jabatannya. “Kalau Ka UPP Labuan tidak becus menyelesaikan permasalahan alur kapal yang berada di zona tangkap nelayan Kecil, alangkah lebih baik mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ka UPP Labuan, ucapnya.
Terpisah Sekretaris paguyuban nelayan Kabupaten Lebak Dede Ruslan Al-Badar atau yang biasa akrab di sebut Uchan, mengatakan dirinya akan terus mengawal dan memperjuangkan hak-hak nelayan, bahkan, katanya. Kalau kesepakatan yang telah di sepakati oleh Instansi terkait dan paguyuban di abaikan oleh para agen dan Awak Kapal. Maka bersama ribuan nelayan Kabupaten Lebak akan mengambil langkah lain, yaitu akan melakukan swiping di laut terhadap kapal-kapal yang melintas di wilayah tangkap nelayan.
“Kami akan mengawal dan memperjuangkan hak-hak nelayan yang selama ini selalu di lecehkan dan ditindas oleh perusahaan-perusahaan besar. Kami akan turun langsung ke laut bersama ribuan para nelayan untuk melakukan swiping terhadap kapal-kapal yang masih berlalu-lalang di perairan wilayah tangkap nelayan. Karena kejadian ini tidak hanya menghabiskan alat tangkap yang kami gunakan, tetapi bagi nyawa kami pun menjadikan ancaman,” ujarnya, Minggu ( 03/10/2024 ).
Sampai berita ini, terpantau kapal-kapal yang menuju PT Cemindo Gemilang, Tbk dan PLTU Pelabuhan Ratu dan sebaliknya, masih melintasi perairan Binuangeun atau wilayah tempat para nelayan melakukan aktivitas.
Sementara ini, awak media masih mencari dan mendapat klarifikasi dari Ka UPP Labuan. (*)