CILACAP, Revolusinews.com – Usai merayakan Idul Fitri 1446 Hijriah tahun 2025 Masehi, keluarga besar RT 03 RW 02 Dusun Banjursari, Desa Ujungmanik, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menggelar kegiatan halal bihalal di halaman rumah pengurus RT (bendahara) pada Minggu (6/4/2025) malam.
Open house/halal bihalal dihadiri Penceramah Kyai Ahmad Mustangin, Ketua RT 03 Salijo, Sekretaris Lufi Setiawan, Bendahara Kusyadi, Humas Wastirin, Kepala Dusun Kaliyasa/Banjursari Dwi Purwanto, Tokoh masyarakat, Tokoh agama, Segenap warga lingkungan RT 03 RW 02.
Meski digelar sederhana suasana keakraban kental terasa, momen kebersamaan tampak terlihat, semangat antusiasme dalam memaknai kegiatan menambah erat jalinan, tali persaudaraan antar warga. Dengan mengusung tema “Tingkatkan Tali Silaturrahmi dan Saling Memaafkan di Hari Raya yang Suci untuk Ketenangan Hati” kegiatan berlangsung khidmat.
Mengawali sambutannya, Kepala Dusun Kaliyasa/Banjursari Dwi Purwanto menyampaikan permohonan maaf baik secara pribadi maupun kedinasan.
“Atas nama pribadi, dan pemerintah desa mengucapkan “Minal Aidin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin. Kami dalam menjalankan tugas tentunya banyak kesalahan, kekhilafan baik yang disengaja maupun tak disengaja. Banyak hal yang kurang menyenangkan hati panjenengan semua khususnya seluruh warga masyarakat RT 03 RW 02, lahir dan bathin memohon maaf,” ucapnya.
“Tradisi halalbihalal seringkali kita dengar dan terucap. Semoga tradisi ini bukan hanya seremoneal, tetapi kita maknai secara mendalam, bahwa kita diajarkan untuk saling membuka diri, untuk saling memaafkan, menjaga silaturrahmi dalam bingkai kebersamaan,” ujar Kadus Dwi Purwanto.
Lebih lanjut dikatakan, perayaan Idul Fitri sebagai titik awal, bahwa bagaimana terjalin tali persaudaraan, saling maaf-bermaafan dengan cara silaturrahmi.
“Idul Fitri menjadi titik awal jalinan tali persaudaraan, apa yang kita lakukan kemarin untuk sekarang dan seterusnya. Ini momentum penting. Sebuah kebahagiaan, dan kebanggaan luar biasa, karena baru kali pertama di Banjursari saya menghadiri acara halalbihalal di tingkat RT,” jelasnya.
“Kami tentu apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh warga RT 03 RW 02. Selalu kompak, solid menjaga persatuan, kesatuan dan kebersamaan. Pada momen halalbihalal ini, kami sekeluarga baik pribadi ataupun kedinasan lahir dan bathin kembali memohon maaf,” tandas Kadus Kaliyasa/Banjursari Dwi Purwanto.
Sementara dalam tausiyahnya, Kyai Ahmad Mustangin menyampaikan, bahwa arti, makna dan asal-usul dari kata halalbihalal yang sebenarnya. Menurutnya kata halalbihalal tidak bisa ditemukan di buku kamus manapun juga karena halalbihalal merupakan bahasa kata asli Indonesia.
Dari sejarah, bahwa halalbihalal pertama kali diadakan oleh Kyai Haji Wahab Hasbullah. Simbah Wahab Hasbullah merupakan pendiri Jamiyyah terbesar di dunia, dan Jamiyyah tersebut adalah Nahdlatul Ulama (NU).
“Dari hadratussyaikh Kyai Haji Hasyim Asy’ari termasuk sang pendiri Romo Kyai Wahab Hasbullah itulah beliau-beliau yang pertama kali membikin istilah nama halalbihalal,” kata Kyai Ahmad Mustangin.
“Istilah halabihalal dari kata bahasa Indonesia merupakan serapan bahasa Arab. Jadi kata halalbihalal cuma ada di Indonesia. Di halalbihalal ada dua semangat, pertama semangat tradisi dan semangat kedua ada nilai keagamaan, dalam momentum halalbihalal terjalin rasa persaudaraan. Adapun makna silaturrahim dan Silaturrahmi itu sama hanya beda pengucapan saja,” tutupnya.
Halalbihalal menjadikan hubungan semakin kuat, memupuk rasa persaudaraan, keharmonisan, menumbuhkan rasa kebersamaan, membentuk karakter, bahwa sesama muslim harus saling memaafkan. Halalbihalal mengajarkan membangun komunitas solid, mendukung satu sama lain yang pada akhirnya, bahwa Islam merupakan Rahmatan Lil Alamin, toleran, rukun, damai, saling menghargai, mengasihi, saling menyayangi antar umat beragama.
Penyelenggaraan acara halalbihalal warga RT 03 RW 02 Dusun Banjursari berlangsung lancar, puncaknya kegiatan diakhiri dengan saling berjabat tangan untuk saling memaafkan.