Prawita Genppari Gelar Sosialisasi Siaga Kedaruratan dan Mitigasi Bencana

oleh -95 Dilihat
oleh
dede farhan aulawi revolusinews revolusi news 2022 12 03t012405.445

DEPOK, Revolusinews.com – Pusdiklat Prawita Genppari menyelenggarakan sosialisasi siaga kedaruratan dan mitigasi bencana dalam rangka memberikan pemahaman yang komprehensif terkait berbagai kondisi global, nasional dan lokal yang bisa berdampak terhadap keamanan dan keselamatan umat manusia.

Pimpinan Pusdiklat Prawita Genppari, Dede Farhan Aulawi mengatakan, kegiatan sosialisasi siaga kedaruratan dan mitigasi bencana ini sebagai langkah untuk mengambil tindakan yang konkrit dimana saat ini perubahan iklim telah menjadi ancaman serius bagi kehidupan di seluruh dunia, seperti kenaikan permukaan air laut, dan penurunan keanekaragaman hayati.

“Indonesia termasuk wilayah rawan bencana dikarenakan terletak pada jalur ring of fire dan pertemuan tiga lempeng. Oleh karena hal itu, seluruh lapisan masyarakat wajib menyiapkan diri sebagai bentuk kesiapsiagaan terhadap kondisi darurat kebencanaan,” ujar Dede kepada Revolusi News (RNews) yang diterima di Depok pada Jumat (8/11/2024)

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setiap orang dianjurkan memiliki tas siaga bencana yang dipersiapkan bagi seluruh anggota keluarga guna menghadapi kejadian bencana. Tujuan tas siaga bencana sebagai persiapan untuk bertahan hidup saat bantuan belum datang dan memudahkan saat evakuasi menuju tempat aman. Dengan demikian apabila bencana secara tiba-tiba terjadi, maka masyarakat bisa langsung keluar dari rumah dan langsung menggunakan tas yang telah dipersiapkan sebelumnya tersebut tanpa harus susah payah memilih dan memilah barang penting apa yang akan dibawa selama berada di pengungsian. Kemudian juga terkait dengan memanasnya situasi kawasan di beberapa belahan dunia yang memicu kekhawatiran timbulnya perluasan perang hingga memicu Peran Dunia Ketiga (PD III).

Disamping itu, informasi lainnya yang penting terkait dengan perubahan iklim. Merujuk  World Meteorological Organization (WMO), Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), dan United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) menyatakan bahwa perubahan iklim akan terus terjadi dalam beberapa dekade mendatang apabila tidak dilakukan aksi mitigasi.

Dampak negatif yang telah ditimbulkan oleh perubahan iklim menuntut perlunya respon global untuk melakukan aksi mitigasi dan adaptasi. Tahun 2023 merupakan tahun terpanas sepanjang sejarah, dengan anomali temperatur global 1,45 derajat celcius diatas periode praindustri dan selama sembilan tahun terakhir periode 2015-2023 adalah sembilan tahun terpanas sepanjang sejarah. Perubahan iklim ini adalah isu yang tidak bisa diabaikan. Jika tidak ada upaya mitigasi yang serius, dampaknya akan semakin parah dan merugikan masyarakat luas.

“Adapun beberapa solusi yang bisa mereka lakukan saat ini bagi generasi muda (alpha) dalam menciptakan solusi inovatif untuk mengatasi perubahan iklim, termasuk penggunaan teknologi ramah lingkungan dan praktik berkelanjutan, generasi muda diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam pengambilan keputusan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan serta membangun jaringan dan kolaborasi dengan berbagai organisasi dan komunitas untuk memperkuat upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” terang Dede.

Dede merincikan, dalam kegiatan tersebut subjek pembahasannya yaitu :
– Mungkinkah PD III ?
– Potensi Gempa Besar Megatrust
– Perubahan Iklim dan Dampaknya
– Sulitnya Air Bersih
– Krisis Polusi Udara

Informasi lebih lanjut bisa menghubungi :
– Ibu Ria : 0852 8233 8889
– Ibu Nuni : 0813 8330 7997
– Pak Tata :  0815 7897 7777

No More Posts Available.

No more pages to load.