Unjungan Buyut Tuban Pantai Tirtamaya Ditutup Pagelaran Wayang Kulit

img 20231006 wa0012

INDRAMAYU, Revolusinews.com – Trah Mbah Buyut Tuban yang di inisiasi dan di fasilitasi oleh Ayu Wandira salah seorang masih keturuan trah Mbah Buyut Tuban kali ini mengadakan unjungan pada Jumat (6/10/2023).

Acara bertempat di halaman komplek makam Mbah Buyut Tuban yang beralamat di Pantai Tirtamaya Desa Juntikedokan Kecamatan Juntinyuat Kabupaten Indramayu.

img 20231006 wa0011 1

Berbagai cara di lakukan untuk mempererat tali persaudaraan dan mempersatukan keluarga trah dari kakek buyut canggah udeg-udeg gantung siwur, dalam istilah jawa agar jalinan persaudaraan tetap terjalin erat.

Sebab di era globalisasi milenial yang serba digital ini tidak banyak yang tau silsilah keluarga tanpa ada jalinan trah.

img 20231006 wa0010 2

Dan trah itu sendiri adalah sarana atau ajang silaturrahmi antar keluarga, kerabat satu dengan kerabat lainnya agar mereka tau silsilah diantara satu dengan yang lainnya. Tidak sedikit juga di jaman sekarang ini orang tau akan silsilah trah dari keluarga keturunan mereka, ini tidak elok sebab para winasis dulu sudah banyak menyampaikan bahwa kalau sudah saatnya akan terjadi “pasar ilang komandange, kali ilang kedunge” wong kekadangan hamong sak pelik peliking konang,” ungkap salah satu kerabat trah Mbah Buyut Tuban.

Di acara unjungan Mbah Buyut Tuban untuk merapatkan tali silaturrahmi antar keluarga, kerabat satu dengan kerabat lainnya, dan sebagai penutup acara dengan menggelar pertunjukan wayang kulit semalam suntuk bersama dalang terkenal dan bintang tamu kondang.

img 20231006 wa0009

Menurut Ayu Wandira saat di tanya media revolusinews.com kenapa wayang kulit yang di pilih sebagai hiburan, Ayu Wandira menjelaskan saya pilih wayang kulit sebagai hiburan karena nilai filosofinya, selain itu juga untuk mempertahankan budaya jawa warisan leluhur ini yang banyak mengandung makna kehidupan di dunia ini.

Wayang kulit adalah sebagai tontonan, tuntunan dan tatanan yaitu hidup yang welas asih, saling mengasihi menghormati antar sesama, berperilaku sopan dan santun penuh kedamaian,” pungkas Nok Ayu sapaan akrabnya .

Sementara itu Kuwu Desa Juntikedokan  , Suendi, saat ditemui disela-sela adat unjungan mengatakan, tahun ini  dimeriahkan dengan kesenian daerah seperti pagelaran wayang kulit Purwa Cipta Budi.

Lebih lanjut Suendi mengatakan, adat unjungan Buyut Tuban merupakan gelaran yang dilaksanakan setiap tahun. Cara ini selain mengenang dan memberikan penghormatan kepada leluhur, juga warga berziarah ke makam orang tua atau keluarganya yang sudah meninggal dunia.

Suendi menjelaskan, sebelum digelar upacara adat unjungan, digelar tahlilan dan doa bersama untuk mendoakan leluhur dan orang tua yang sudah meninggal dunia dipimpin oleh tokoh ulama.

“Mudah-mudahan acara tahun depan bisa dilaksanakan dengan kekhidmatan, kemeriahan sehingga bisa meningkatkan kebersamaan semua lapisan masyarakat dan pemuda khususnya Desa Juntikedokan,” tukasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.